maritimdotid@gmail.com
ASPEKSINDO

Mahasiswa UMI Makassar Demo Peringati Amarah, Bakal Kunci Jl Urip Besok

$rows[judul] Foto: Mahasiswa UMI Makassar demo peringati Amarah (Agus Umar Dani/Maritim.news)

Makassar - Puluhan Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar mulai 'panaskan mesin' menjelang peringatan April Makassar Berdarah (Amarah). Besok (24/4), mereka bakal memboyong ratusan massa dan bakal menutup dua jalur Jalan Urip Sumoharjo.

Pantauan di lokasi, Selasa (23/4/2024) di Jalan Urip Sumoharjo, tepatnya di depan Gerbang Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, puluhan mahasiswa menutup sebagian akses jalan dari arah barat. Mereka membentangkan spanduk aksi sekaligus membakar ban bekas.

Sementara itu, jalan yang dipersempit oleh kelompok mahasiswa itu mengakibatkan lalu lintas (lalin) padat merayap. Mengantisipasi itu, satpam kampus mengarahkan kendaraan roda dua untuk menyeberang di setapak dekat pagar kampus.

"Hari ini, bersama kawan-kawan yang tergabung dalam 040 Fakultas Hukum UMI melakukan pra kondisi jilid kedua tragedi Amarah," kata Jenderal Lapangan, Syarif kepada Maritim.news, Selasa (23/4/2023).

"Besok, kami persiapan jam 11.00 (WITA) memobilisasi massa, untuk menuju titik yang telah kami sepakati bersama. Kami perhitungkan, sekitar 500-700 mahasiswa UMI akan turun, dipastikan dua jalur (Jalan Urip Sumoharjo) lumpuh," tambahnya.

Ia menjelaskan, insiden berdarah yang terjadi di masa pemerintahan Soeharto itu menelan banyak korban, termasuk seniornya. Karenanya, unjuk rasa yang dilakukannya itu disebutnya sebagai bukti persaudaraan yang kuat.

"Tragedi itu terjadi 1996, dan menelan banyak korban, termasuk senior-senior kami. Jadi kehadiran kita adalah bentuk solidaritas dan loyalitas kami terhadap almamater," kata Syarif.

Hingga kini, Mahasiswa Fakultas Hukum UMI itu meyakini jika massa dari kampusnya adalah urat nadi pergerakan di kawasan timur Indonesia. Sehingga, Syarif menyebut aksinya tak hanya seremonial, melainkan sebagai gerakan pemantik dan pembuktian kepedulian.

Ia juga menyampaikan beberapa isu turunan yang akan mereka bawa besok. Salah satunya adalah kasus dosennya yang pernah dipukuli oknum polisi saat aksi besar-besaran di tahun 2019.

"Kami yakin dan percaya, bahwa UMI adalah salah satu titik sentrum gerakan yang ada di Indonesia Timur. Sehingga, kehadiran kami dalam memperingati amarah adalah untuk membuktikan bahwa ada kasus HAM yang belum selesai," tuturnya.

"Tak hanya Amarah, salah satu dosen Fakultas Hukum dipukul saat pengawalan kasus Omnibus Law. Kami simpulkan berdasarkan data yang kami dapat dari CCTV adalah oknum Polda Sulawesi Selatan," tambah Syarif.

Karena itu, dia berharap agar para pengguna jalan esok hari tak melintas di titik yang telah mereka tentukan, untuk menghindari kemacetan. Dia juga meminta kepada aparat yang akan melakukan pengawalan agar menjalankan tugasnya sesuai fungsinya.

"Kami akan aksi besar-besaran di depan Kampus, dan akan menutup dua jalur, setelah itu bergeser ke makam korban senior-senior kami yang meninggal saat Amarah," ucapnya.

"Harapan kami, karena agenda ini adalah aksi yang setiap tahun kami lakukan, Polda Sulsel atau seluruh jajaran personil yang ada, khususnya di Makassar agar memperhatikan tuntutan kami," tandas Syarif.


Ada 1 Komentar untuk Berita Ini Tulis Komentar

  1. Jadi banggamako? Wkwkkw

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)