Makassar - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar menanggapi kasus tindakan berlebihan aparat kepolisian terhadap beberapa mahasiswa Papua yang melakukan unjuk rasa dua hari lalu. Aparat dinilai tebang pilih dalam melakukan pengawalan terhadap warga negara yang menyampaikan aspirasi di muka umum.
"Saya melihat begini, terkhusus kawan-kawan Papua, bukan hari ini saja, setiap mereka hendak melakukan aksi demonstrasi, itu tindakan atau respons dari kepolisian itu selalu agresif, seakan-akan ada perbedaan atau tebang pilih dalam implementasi pengamanan aksi," kata Pemberi Bantuan Hukum (PBH) LBH Makassar, Abdul Razak saat dikonfirmasi Maritim.news, Rabu (3/4/2024) kemarin.
Ia lalu membandingkan banyaknya unjuk rasa di Makassar oleh beberapa Lembaga Kemahasiswaan dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang hampir semuanya berjalan kondusif. Beda cerita jika Mahasiswa Papua, Abdul menganggap aparat kepolisian sering berlaku diskriminatif.
"Kalau teman-teman yang lain, Mahasiswa atau Ormas, mereka dibiarkan untuk melakukan aksi dan menyampaikan aspirasi. Berbeda halnya dengan kawan-kawan Papua," tuturnya.
"Tahun lalu, mereka memperingati Hari Papua Merdeka, itu kan refleksi bagi kawan-kawan Papua untuk memperingati hari kemerdekaan mereka dalam perjuangan yang selalu mereka dorong. Waktu itu mereka juga direpresi, bahkan salah satu asrama mereka itu dikepung," imbuh Abdul.
Sama halnya dengan tahun 2023 lalu, unjuk rasa Mahasiswa Papua yang meminta agar tak ada lagi intimidasi dan pembunuhan terhadap orang Papua juga berujung pada pembubaran aksi dan tindakan tak layak. Abdul menilai, aparat keamanan di Kota Makassar selalu mencari alasan untuk menutupi gerakan Mahasiswa Papua.
"Tahun ini terulang kembali, inisiasi kawan-kawan Papua kemarin itu adalah untuk menyikapi tindakan diskriminasi atau pembunuhan yang terjadi di Papua kemarin. Mereka memperingati itu sebagai aksi solidaritas orang Papua, dan mereka punya hak untuk menyuarakan itu, tapi yang kami lihat, kepolisian selalu mencari cela dan alasan untuk menganulir gerakan yang hendak mereka bangun," jelasnya.
Bahkan kata dia, beberapa hari menjelang waktu unjuk rasa, beberapa Asrama Papua di Makassar telah dipantau secara ketat oleh beberapa orang aparat. Namun, Abdul menyebut jika Mahasiswa Papua juga memiliki strategi agar rencana unjuk rasa mereka tetap terealisasi.
"Dua hari sebelum aksi di hari Selasa itu Asrama Yahukimo dan Kamasan itu sudah dijaga sama beberapa intel. Setelah aksi pun mereka (Mahasiswa Papua) punya strategi tersendiri agar menghindari kejadian pengepungan seperti tahun lalu," katanya.
"Mereka mengaku kalau aksi tahun ini adalah sejarah untuk kawan-kawan Papua secara khusus karena bisa mencapai titik aksi (rencana unjuk rasa terealisasi)," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, puluhan Mahasiswa Papua yang sedang melanjutkan studi di Makassar menggalang solidaritas dan melakukan aksi protes pada Selasa, (2/4). Mereka menyuarakan agar intimidasi, penyiksaan dan pembunuhan warga Papua segera dihentikan, hanya saja, beberapa saat sebelum mereka melakukan unjuk rasa, aparat keamanan melakukan pengepunan di beberapa titik asrama.
"Yang paling puncaknya adalah di hari aksi, tanggal 2 Maret 2024, pagi-paginya di Asrama sudah didatangi kepolisian dengan menggunakan motor. Di Asrama Yahukimo, Asrama Puncak Jaya, Asrama Papua, Asrama Dogiae, itu sudah didatangi. Dan tepat di jam 8, Asrama Papua langsung dikepung oleh kepolisian dengan ratusan personel di Jalan Lanto Daeng Pasewang di sebelah Rumah Sakit Dadi. Itu dikepung dengan berpakaian lengkap aparat," ungkap salah satu Mahasiswa Papua yang juga terlibat dalam unjuk rasa, Marco Pabol.
Marco menyebut aparat kepolisian berseragam lengkap mendatangi mereka di Asrama Papua. Selain itu, ia juga menyebut jika aparat itu menenteng senjata pengamanan.
"Ada yang bersenjatakan gas air mata itu yang sempat saya lihat mengepung Asrama Papua. Kemudian dari situ kami mendapat informasi, sehingga kami melakukan beberapa negosiasi dengan teman-teman, titik kumpulnya kami alihkan di Asrama Yahukimo karena Asrama Papua sudah dikepung," ucapnya.
Tulis Komentar