maritimdotid@gmail.com
ASPEKSINDO

Ketua Komisi VIII DPR RI Klaim Pesantren Al-furqon Terapkan Konsep Pendidikan Modern

$rows[judul] Foto: Ketua Komisi VIII DPR RI saat sambutan. (dok. pribadi)

Bantaeng - Dalam suasana sumringah, Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi mengklaim Pondok Pesantren (Ponpes) Putri Al-Furqon di Kabupaten Bantaeng kini telah menerapkan konsep pendidikan modern. Perpaduan pelajaran agama dan umum disebut telah menghasilkan santriwati yang kreatif dalam berbagai aspek.


Hal itu disampaikan Kahfi saat berkesempatan menyampaikan sambutan pada acara Wisuda Penamatan Santriwati Ponpes Alfurqon, di Ereng-ereng, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dirinya hadir di tempat itu dalam rangka memenuhi undangan khusus dari pihak Ponpes.


"Tentu kita sangat senang menyaksikan dan melihat dengan berbagai macam keterampilan santriwati kita. Saya melihat, pesantren ini sudah menerapkan konsep pendidikan modern. Luar biasa, kita saksikan bersama, tadi ada penampilan Pemanah, Tapak Suci (pencak silat), dan Tahfiz Alquran," tutur Kahfi.


Ia lalu bicara soal perintis pertama Pesantren di Kabupaten Bantaeng. Ia menyebut kehadiran lembaga pendidikan berbasis Islam itu telah berkontribusi membantu pemerintah dalam mencetak SDM yang kompeten.


"Kalau kita bicara Pesantren, khususnya di Bantaeng, setahu saya, Almarhum Kyai Nuh itulah perintis pendirian Pesantren. Tentu ini adalah amal jariyah bagi beliau, karena kehadiran Pesantren membantu masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan," paparnya.




Saat ini, kata Kahfi, pemerintah sedang menggalakkan masa depan cerah Indonesia. Karenanya, demi tercapainya cita-cita itu, SDM berkualitas harus dicetak di lembaga pendidikan, khususnya di Pesantren.


"Kenapa kita butuh lembaga pendidikan berkualitas, karena akan melahirkan generasi berkualitas, generasi berkualitas akan melahirkan generasi mandiri, dan akan melahirkan generasi kreatif, yang kreatif inilah yang mencipta lapangan kerja," jelasnya.


"Kita masuk bonus demografi, 67% tahun 2030 akan didominasi kalangan Gen Z dan milenial. Tetapi bonus ini kan menjadi keuntungan kalau kita berhasil mencetak generasi berkualitas dan berkapasitas. Pemerintah mencanangkan 2045 Indonesia emas, Indonesia maju hanya bisa kita capai kalau kita menyiapkan generasi yang berkualitas," imbuh Kahfi.


Hingga kini, Kahfi mengaku optimis terhadap eksistensi Pesantren dalam membina generasi. Karena itu, ia berharap kepada pimpinan dan para pembina agar aktif berinovasi di lingkup sekolah.


"Saya yakin, pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang mampu melahirkan generasi berkualitas, karena pendidikanya komprehensif. Selain penekanan kecerdasan intelektual, pesantren juga membimbing kecerdasan emosional anak," ucap Kahfi.


Ia lalu merespons pernyataan perwakilan Pj Bupati Bantaeng pada sambutan sebelumnya soal kehadiran teknologi mutakhir. Menurutnya, tak cukup peserta didik hanya memburu nilai tinggi di dalam kelas.


"Tadi disinggung perwakilan Pj bupati soal kehadiran IT. Saya mau sampaikan, bahwa ternyata IPK atau indeks kumulatif Prestasi seseorang tidak menjamin dunia kerja, banyak yang nilainya 3,9 atau 3,4 tapi kalah saing dengan alumni yang nilainya pas pasan. Karena kecenderungan yang ber-IPK tinggi hanya memupuk intelektual, emosionalnya tidak," jelasnya.


Sebelum usai, ia berharap kepada pihak Ponpes Putri Al-furqon agar senantiasa mendoakan kebaikan atas dirinya. Termasuk, doa baik atas amanah yang tengah diembangnya saat ini.


"Apa yang menjadi kebutuhan Pesantren ke depan, terkait sarana dan prasarana, doakan saja, supaya saya bisa berkontribusi lebih banyak, terutama di Al-furqan ini," tandasnya.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)