maritimdotid@gmail.com
ASPEKSINDO

Akun @pemuda.bertumbuh Gaet Puluhan Ribu Pengikut di IG Ternyata User Baru

$rows[judul] Foto: Akun Instagram @pemuda.bertumbuh. (Tangkapan layar/@pemuda.bertumbuh)

Makassar - Akun instagram (IG) @pemuda.bertumbuh berhasil menggaet puluhan ribu pengikut dan jutaan pengunjung konten ternyata pengguna baru. Dilihat Maritim.news, Ahad (28/4/2024), akun itu ternyata baru bergabung IG pada Februari tahun ini, artinya baru berjalan dua bulan.

Salah satu anggota komunitas Pemuda Bertumbuh, Muhammad Yusran memberikan penjelasan dan latar belakang lahirnya komunitas itu. Ia juga menyebutkan alasannya memilih sosial media (Sosmed) IG sebagai wasilah mencapai tujuan komunitasnya.

"Akun ini hadir sebagai ekspresi keresahan melihat situasi sosmed yang sedang tidak baik-baik saja. Konten-konten kurang mendidik berseliweran," ungkap Yusran.

Meski demikian, ia tak menampik bahwa telah banyak komunitas yang merasakan keresahan yang sama. "Disisi lain, ada juga konten yang niatnya mengedukasi tapi kemasannya membosankan. Visual yang tidak menarik menjadikan pesan yang ingin disampaikan tak tercapai. Keresahan inilah yang menggerakkan kami untuk membuat konten edukatif dengan kemasan menarik di akun @pemuda.bertumbuh," tuturnya.

Yusran lalu menjelaskan filosofi dibalik penamaan komunitasnya. Dirinya mengaku jika diksi 'Pemuda Bertumbuh' terinspirasi dari salah satu ayat Al-Quran.

"Kami memandang pemuda sebagai tunas harapan bangsa yang akan tumbuh menjadi buah manis untuk Indonesia. Maka agar bisa tumbuh optimal akarnya harus kuat. Senada dengan penegasan Allah dalam QS. Ibrahim ayat 24 bahwa pohon yang baik itu akarnya harus kuat. Dari makna ayat ini kami meyakini satu hal bahwa seorang manusia (pemuda) akan tumbuh optimal self-develop) menuju versi terbaik dirinya jika memiliki iman (akar) yang kuat. Gagasan inilah yang kami bawa ke-dalam media social. Sebab nilai spiritual masih jarang dijadikan pondasi dalam konten pengembangan diri pemuda," paparnya.

Kendati demikian, dia mengaku rujukannya melahirkan komunitas tak hanya satu. Sebagai seorang mahasiswa, ia juga mengambil referensi dari hasil penelitian dan riset dalam negeri.

"Selain itu, ada hal penting dari riset Youth Laboratory yang meneliti pemuda Indonesia selama puluhan tahun. Riset ini mengungkap karakter generasi muda sekarang yang memiliki dua kecenderungan, ingin terlihat berkemajuan (modern) namun dalam waktu bersamaan mereka cinta dengan kearifan lokal daerahnya (konservatif). Karakter ini bisa menjadi kekuatan besar jika disadari, dioptimalkan dan diperjuangkan oleh banyak pihak. Meski pada kenyataannya kita jarang menyadari hal ini. Sehingga alih alih diperjuangkan malah fobia dengan kearifan lokal karena takut terlihat kampungan dan sebatas latah dengan kemajuan karena takut dilabeli tidak gaul," jelasnya.

Selain itu, Yusran menyebut konten yang mereka produksi menyasar anak muda yang lahir pasca reformasi. Namun ia merincikan jika yang mereka sasar adalah kelompok yang rentang mengalami kecemasan tentang masa depan.

"Sasaran kami adalah pemuda Indonesia yang lahir setelah reformasi. Lebih khususnya pemuda yang cemas dengan masa depan diri dan bangsanya; ingin hidup lebih terarah dan lebih berdampak namun bingung harus memulai dari mana," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Muhammad Yusran merasa risih dengan seliweran konten di media sosial (medsos) yang tak layak tonton generasi saat ini. Ia lalu membuat konsep kreasi video edukasi lalu dipublish di Instagram (IG), hanya dalam beberapa bulan, kontennya itu berhasil menggaet jutaan penonton.

Ia lalu berbagi tips kepada para pegiat medsos, khususnya di IG agar memasifkan konten edukasi. Syarat agar mengundang perhatian netizen, kata dia, mesti dikemas menarik dan tidak membuat jenuh penonton.

"Era sekarang walaupun anda membuat konten yang isinya sangat mendidik tetapi kemasannya membosankan, pasti netizen tidak tertarik apalagi untuk anak muda. Saat ini yang kita butuhkan tidak hanya konten yang mendidik tapi juga menarik," ucap Yusran, Jumat (26/4).

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)