maritimdotid@gmail.com
ASPEKSINDO

Di MIWF 2024, Organisasi Perempuan Klaim Semua Tempat Rawan Pelecehan

$rows[judul] Foto: MIWF 2024 Diskusi “Ruang Aman di Komunitas Literasi” Taman Baca, Fort Roterdam, Makassar (Muhammad Habib Harun/Maritim.news)

Makassar - Makassar International Writer Festival (MIWF) 2024 menghadirkan diskusi “Ruang Aman di Komunitas Literasi” Taman Baca, Fort Rotterdam, Makassar. Kegiatan tersebut dihadiri Komite Anti Kekerasan Seksual (KAKS) Unhas dan Perempuan Mahardika Makassar.

Isu kekerasan seksual belakangan ini menjadi highlight yang ramai diperbincangkan di berbagai media, tak heran tindakan tersebut dapat terjadi kepada siapa saja oleh siapa saja, dan di mana saja. Hal demikian tidak hanya terjadi di zona-zona rawan, tetapi kerap di lingkungan lembaga atau komunitas.

“Kami meyakini bahwa siapapun bisa jadi korban kekerasan seksual, bahkan organisasi yang katanya orang-orang nya intelektual tapi sering kali kita jumpai hal-hal yang tidak senonoh itu. Hingga tempat untuk berbicara, yang selama ini tidak tersedia. Oleh karena itu, kami memberikan ruang untuk berbicara,” kata Koordinator Umum KAKS Unhas, Santi saat Dialog Interaktif, Sabtu (25/5/2024).

Dengan semakin maraknya kasus kekerasan seksual, dia berharap timbul kesadaran bersama untuk menciptakan ruang aman di kalangan intelektual kampus. Menurutnya, kekerasan seksual mengancam keamanan perempuan yang ingin menempuh pendidikan tinggi.

“Kampus yang hirarkinya dihuni oleh orang-orang intelektual dan terdidik, faktanya menyatakan bahwa banyak sekali kasus pelecehan seksual, baik verbal maupun non verbal yang seringkali terjadi di lingkup kampus,” bebernya.

Terpisah, Perempuan Mahardika Makassar Suci, mengatakan para target pelecehan biasanya merasa tidak aman dan mengalami trauma.

“Itu yang pertama, mereka merasa tidak aman. Dan yang paling utama itu adalah trauma itu,” jelasnya.

Kendati demikian, ia menilai adanya ruang seperti ini menjembatani korban pelecehan agar teredukasi. Agar di ruang publik bisa dilawan untuk memberdayakan perempuan, sekaligus mendukung saksi insiden untuk membantu korban dan mengintervensi pelaku dengan cara yang aman.

“Jaringan ini membantu dalam proses pendampingan, memastikan korban mendapatkan dukungan yang sesuai dengan kebutuhannya, baik dari segi psikologis maupun hukum,” tandasnya.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)