Makassar - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan (Sulsel), menilai paslon nomor urut dua, Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi, sangat tertutup merespons isu pertambangan dalam debat publik kedua. Sebaliknya, paslon nomor urut satu, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto-Azhar Arsyad (DIA), vokal dan berkomitmen akan mengevaluasi tambang yang beresiko terhadap lingkungan di Sulsel jika terpilih.
“Saya melihat nomor urut dua lebih berhati-hati mengkritisi isu pertambangan dibandingkan nomor urut satu, di debat sebelumnya kita melihat paslon satu berani menyampaikan bahwa pertambangan sangat beresiko terhadap lingkungan dan coba akan menggunakan kewenangannya untuk melakukan evaluasi yang ada di Sulsel,” kata Direktur Walhi Sulsel, Muhammad Al Amin, kepada wartawan di Coffee Kopitiam, Senin (11/11/2024).
Meski salah satunya punya cita-cita menyelamatkan lingkungan di Sulsel, Amin tetap saja ragu. Pasalnya, kedua Paslon tak punya rekam jejak sebagai pemimpin yang getol memerangi para perusak lingkungan, khususnya penambang.
Di Makassar sendiri, kata Amin, selama Danny menjabat Wali Kota, keberpihakannya terhadap penyelamatan lingkungan nyaris tak terlihat. Bahkan dalam hal yang lebih sederhana seperti penambahan ruang terbuka hijau (RTH) atau kebijakan yang menguatkan penghijauan di dalam kota.
“Kalau melihat rekam jejak keduanya (terkait isu lingkungan) nyaris belum ada prestasi yang belum bisa dibanggakan untuk kami pilih misalnya nomor urut satu saat memimpin Kota Makassar juga kebijakannya sangat relatif tidak tidak ada dibanggakan dalam konteks lingkungan misalnya pemulihan kota soal perluasan ruang kawasan hijau itu belum nampak, kemudian pemberian akses air bersih sekitar pesisir dan bagian sungai tallo,” terang dia.
Begitupun dengan Gubernur petahana Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman (ASS). Amin menilai rencana ASS melanjutkan kebijakan Gubernur sebelumnya, Nurdin Abdullah soal reklamasi Pulau Lae-Lae beberapa waktu lalu, sebagai langkah yang tidak tepat.
Belakangan terbukti, proyek raksasa itu akhirnya menimbulkan sejumlah masalah, termasuk kesenjangan sosial di wilayah pesisir Pantai Losari. Atas alasan itulah Amin menyebut keduanya sangat lemah perhatian terhadap isu lingkungan.
“Kemudian nomor urut dua belum banyak kebijakannya yang melindungi lingkungan hidup bahkan di eranya pak Andi Sudirman Sulaiman itu rencananya akan melanjutkan reklamasi yang ada di Pulau Lae-Lae itukan sangat berisiko terhadap lingkungan, kebijakan-kebijakan pertambangan yang kerap menimbulkan konflik ekologi di lapangan itu tidak dievaluasi jadi keduanya belum ada bisa dibanggakan,” ungkap dia.
Ditempat yang sama, Pendiri WALHI Sulsel, Asmin Amin menilai kedua Paslon Gubernur itu memang tak punya niat memperbaiki lingkungan. Menurut dia, kedua paslon hanya mendatangi tempat yang bermasalah untuk mencari bahan yang bisa digunakan untuk menyerang lawan politik.
"Untuk penglihatan kepada isu lingkungan perlu trek record yang baik sejak awal, namun mereka (paslon urut satu) ini menggunakan isu lingkungan untuk saling menyerang, seperti mendatangi lokasi-lokasi yang rawan untuk mencari data untuk menyerang paslon nomor urut dua (saat debat),” ucap Asmin.
“(kedua paslon ini tidak memiliki komitmen terhadap isu lingkungan) saya tidak melihat itu ada, menurut saya semua itu permainan kata-kata saja,” tambah dia.
Terlebih kepada ASS, Asmin menyebut keinginan dia membela rakyat dari jeratan kejahatan tambang tak ada artinya. Sebab, kata dia, ASS adalah saudara Mentan RI yang memiliki banyak unit usaha pada sektor industri pertambangan.
“Kalau kulturnya keluarga penambang terus menjadi pemimpin terus katanya ingin membela rakyat kita juga tahu tambang itu tidak pernah membela rakyat, selalu merusak lingkungan dan memiskinkan atas nama investasi seperti di Luwu Timur misalnya dan investasi itu dijadikan prestasi oleh pejabat,” tandas dia.
Diketahui, ASS merupakan adik Menteri Pertanian, Amran Sulaiman yang juga dikenal sebagai Direktur dan Founder Tiran Group. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Tiran Group mempunyai unit bisnis lainnya, diantaranya PT Tiran Indonesia (tambang emas), PT Tiran Sulawesi (perkebunan tebu dan sawit), PT Tiran Makassar (distributor Unilever), PT Tiran Bombana (emas, timah hitam), PT Tiran Mineral (tambang nikel).
Tulis Komentar