Makassar - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar aksi damai di depan Kantor PT Vale Indonesia di Jalan Somba Opu Kota Makassar, Kamis (25/7/2024). Aksi itu bertujuan untuk mengkampanyekan isu penyelamatan hutan hujan dan ruang hidup masyarakat di Loeha Raya yang saat ini terancam aktivitas pertambangan nikel PT Vale Indonesia.
Dalam aksi itu, Kepala Departemen Eksternal WALHI Sulsel, Rahmat Kottir, mendesak kepada PT Vale Indonesia untuk menghentikan eksplorasi di pegunungan Lumereo-Lengkona, Kabupaten Luwu Timur. Pasalnya, eksplorasi yang dilakukan di Tanamalia mengancam kehidupan ribuan masyarakat yang terdiri dari petani, perempuan, dan buruh tani.
"Kami menghimbau kepada PT Vale Indonesia untuk segera menghentikan eksplorasi karena akan mengancam kehidupan petani, perempuan, dan buruh tani Loeha Raya. Dimana masyarakat Loeha Raya telah menggantungkan hidupnya dari hasil perkebunan merica," kata Rahmat.
Rahmat juga menyebut ekspansi tambang nikel PT Vale Indonesia mengancam eksistensi hutan hujan dan berbagai jenis hewan serta tumbuhan yang ada di pegunungan Lumereo-Lengkona, Blok Tanamalia. Ia lalu meminta pemerintah menerbitkan dokumen penundaan izin perluasan prtambangan PT Vale Indonesia ke wilayah Tanamalia.
"Ekspansi tambang nikel jelas akan mengancam eksistensi hutan hujan dan biodiversitas yang ada di dalamnya. Olehnya itu kami mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan moratorium terkait izin pertambangan nikel PT Vale Indonesia," tegas dia.
Lebih lanjut, Rahmat menyampaikan bahwa saat ini masyarakat Loeha Raya tengah menghadapi intimidasi dari para oknum kepolisian. Tak hanya meresahkan, tindakan demikian juga mengancam keamanan dan mengganggu ketertiban.
"Kini, warga tengah menghadapi intimidasi dari oknum aparat kepolisian dan perusahaan. Mereka mendatangi rumah-rumah warga yang tengah berjuang melindungi perkebunan mericanya," tandas dia. (Rls)
Tulis Komentar