Makassar - Sejumlah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) memperingati hari HAM Internasional di Jalan Sultan Alauddin, Selasa (10/12/2024). Mereka mengkampanyekan isu khusus tentang institusi kepolisian yang belakangan kerap terlibat dalam kasus kekerasan hingga pembunuhan terhadap warga sipil.
Pantauan Maritim.news, di depan Kampus Unismuh, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, mahasiswa yang berasal dari Fakultas Agama Islam (FAI) itu berjalan kaki dari area kampus. Tampak massa aksi menenteng sejumlah poster, salah satunya bertuliskan "HAM, Reformasi Kepolisian".
Massa Aksi juga terlihat membawa bendera Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FAI Unismuh. Kehadiran mereka di Jalan Sultan Alauddin mengakibatkan kemacetan kendaraan lalu lintas.
Hal itu bertujuan agar pesan yang mereka suarakan tersampaikan kepada khalayak umum. Di tempat yang sama, terlihat sejumlah aparat kepolisian membuat barikade dalam rangka pengamanan aksi unjuk rasa.
Jenderal Lapangan aksi, Fahrul Dason, mengaku sangat prihatin dengan institusi kepolisian yang larut dalam kultur tak mengenakkan. Seharusnya, kata Fahrul, aparat kepolisian hadir untuk melindungi warga sipil, namun kebanyakan yang terekspos ke publik justru perilaku yang melanggar HAM.
"Hari ini, kita berkumpul untuk memperingati hak asasi manusia, sebuah hak yang melekat pada setiap individu warga Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Namun, kita menyaksikan fakta yang memprihatinkan, aparat kepolisian, yang seharusnya melindungi justru gagal menjalankan tugasnya dengan adil dan manusiawi," kata Fahrul.
Bagi Fahrul, harus ada kelompok yang hadir untuk menyuarakan kebobrokan institusi itu kepada publik. Atas alasan itulah mahasiswa FAI Unismuh Makassar memobilisasi massa untuk memberi peringatan.
"Di depan kampus Unismuh Makassar ini menjadi saksi kecil dari krisis yang melanda Indonesia secara menyeluruh. Ketidakadilan merajalela, dan pelanggaran hak asasi manusia terus terjadi tanpa ada tindakan tegas. Hari ini, aksi kita adalah simbol perjuangan, simbol perlawanan terhadap ketidakadilan, simbol bahwa kita tidak akan diam ketika hak kita dirampas," kata dia.
"Indonesia yang kita impikan adalah Indonesia yang menjunjung tinggi martabat manusia. Mari kita patahkan kezaliman ini melalui suara, tindakan, dan keberanian kita hari ini!," tandas Fahrul.
Tulis Komentar