Ketegangan meningkat di Yordania menyusul tewasnya tiga tentara Amerika Serikat akibat serangan drone pada pagi tadi. Pemerintah Yordania mendesak penyelidikan atas insiden tersebut dan meminta pertanggungjawaban. Khawatir eskalasi konflik, Amerika Serikat mengerahkan pasukan tambahan ke Yordania untuk melindungi kepentingan mereka.

Serangan drone tersebut terjadi di dekat pangkalan militer Amerika Serikat di Provinsi Al-Mafraq, Yordania. Ketiga tentara Amerika Serikat tewas di tempat kejadian. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Pemerintah Yordania mengutuk keras serangan tersebut dan mendesak penyelidikan internasional. Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan "serangan teroris terhadap keamanan dan stabilitas Yordania".

Amerika Serikat juga mengecam keras serangan tersebut. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengatakan bahwa serangan tersebut adalah "tindakan kekerasan yang tidak dapat dibenarkan". Blinken juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan bekerja sama dengan Yordania untuk menyelidiki insiden tersebut dan membawa pelakunya ke pengadilan.

Kekhawatiran akan eskalasi konflik meningkat setelah Amerika Serikat mengerahkan pasukan tambahan ke Yordania. Pasukan tambahan tersebut terdiri dari 250 tentara yang akan ditempatkan di pangkalan militer Amerika Serikat di Al-Mafraq.

Pasukan tambahan tersebut dikirim untuk melindungi kepentingan Amerika Serikat di Yordania. Amerika Serikat memiliki kepentingan strategis di Yordania, termasuk pangkalan militer, hubungan ekonomi, dan jalur distribusi energi.

Situasi di Yordania saat ini memanas dan berpotensi meningkat menjadi konflik yang lebih besar. Pemerintah Yordania dan Amerika Serikat mendesak penyelidikan atas insiden tersebut dan meminta pertanggungjawaban. Namun, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.