maritimdotid@gmail.com
ASPEKSINDO

PT Pelni Bakal Ganti 2 Kapal Tua Buntut Insiden Kebakaran KM Umsini

$rows[judul] Foto: KM Umsini milik PT Pelni. (Muhammad Habib Harun/Maritim.news)

Makassar - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) mengumumkan rencana penggantian dua kapal tua yang telah beroperasi selama 39 tahun. Rencana itu dilatarbelakangi terbakarnya KM Umsini pekan lalu.

“Kapal Umsini dan Kelimutu itu yang masuk prioritas untuk kami ganti,” kata Manajer Komunikasi Pelni, Ditto Pappilanda, Senin (17/6/2024) seperti dilansir dari Antara.

Peremajaan armada ini dimungkinkan dengan adanya rencana realisasi Penyertaan Modal Negara (PMN) dari Kementerian Keuangan. Diperkirakan, jika PMN dapat direalisasikan pada tahun 2024, kapal baru ini dapat diproduksi oleh perusahaan galangan kapal ternama di Eropa dan siap dioperasikan pada tahun 2026-2027.

Pelni mencari galangan kapal di luar negeri lantaran produsen kapal penumpang berkapasitas besar di Indonesia sangat sedikit. Saat ini, kata Dito, Pelni sedang mencari mitra yang tepat di Eropa.

Kendati demikian, pihaknya tidak hanya melirik galangan kapal di Eropa, tetapi juga memperluas jangkauannya ke Asia. Survei akan dilakukan di tiga negara maju di benua tersebut, yaitu China, Jepang, dan Korea Selatan.

Saat ini, Pelni tengah menyiapkan dana sebesar tiga triliun peremajaan armada. Dana itu bersumber dari PMN dengan menargerkan penggantian dua kapal tua.

Sebagian besar armada kapal Pelni saat ini sudah memasuki usia senja. Dari total 26 unit kapal, mayoritas berusia di atas 30 tahun.

Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran akan performa dan kenyamanan para pengguna jasa. “Usia ekonomis kapal itu 30 tahun dan itu tergantung perawatan. Semakin tua (kapal) maka semakin berat perawatannya,” beber dia.

Dengan demikian, usia tua membawa banyak konsekuensi, termasuk bagi kapal. Kapal-kapal tua yang masih beroperasi di armada Pelni saat ini dihadapkan pada berbagai kendala yang signifikan, mulai dari konsumsi bahan bakar yang boros hingga kesulitan dalam mendapatkan suku cadang.

Idealnya, kata dia, Indonesia memiliki minimal 90 unit kapal laut karena peran strategis BUMN itu melayani daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) baik untuk angkutan perintis, angkutan ternak, tol laut hingga kapal rede atau kapal feeder.

Selain kapal Umsini dan Kelimutu, beberapa kapal lain yang berusia tua di antaranya kapal Lawit yang beroperasi sejak 1986 atau sudah 38 tahun dan kapal Tidar sejak 1988 atau 36 tahun. Kapal Umsini saat ini juga tidak dapat melayani angkutan penumpang karena mengalami kebakaran di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar pada Ahad (9/6) lalu.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)