maritimdotid@gmail.com
ASPEKSINDO

Pengamat Politik Unhas Nilai Debat Paslon Pilkada Bantaeng Hasilnya Draw

$rows[judul] Foto: Pengamat Politik, Sukri Tamma. (dok. pribadi)

Makassar - Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Sukri Tamma menilai debat perdana Paslon Pilkada Bantaeng, antara UJI-SAH dan IAKan hasilnya draw alias berimbang. Alasannya, kata Sukri, kedua pasangan calon belum menawarkan hal baru untuk mengatasi persoalan di Bantaeng.

“Catatan saya untuk debat pertama semalam, masing-masing Paslon belum banyak mengeksplor hal dasar apa yang ingin mereka lakukan untuk Bantaeng. Termasuk program inovatif belum ada,” ujar Sukri kepada Maritim.news, Ahad (27/10/2024) malam.

“Saya melihat masih cukup berimbang antara kedua paslon, hanya kita menunggu kedepannya siapa kandidat yang bisa mengeksplor visi dan misi andalannya di debat kedua nanti,” tutur dia.

Untuk Paslon UJI-SAH, Sukri menyebutnya masih sangat normatif dalam mengutarakan gagasan maupun menanggapi pertanyaan. Meski begitu, Sukri menggarisbawahi beberapa pernyataan UJI-SAH berdasarkan data lapangan.

“Yang mendominasi bicara itu kan masih calon bupatinya. Melihat Paslon nomor urut satu, karena belum punya pengalaman di pemerintahan, beberapa penyamapaiannya itu cenderung normatif, meskipun beberapa kali dia menyampaikan data hasil blusukannya melihat kondisi di Bantaeng,” kata Sukri.

Sementara, performa berbeda ditampilkan oleh IAKan. Hal itu, menurut Sukri, karena kandidatnya telah menjabat bupati di Bantaeng pada periode sebelumnya.

“Sementara kalau paslon dua karena calon bupatinya masih periode lalu, nampaknya cukup menguasai permasalahan yang ada di daerah, dengan beberapa data-data atau bukti-bukti yang disampaikan. Dan itu kelihatan pada saat sesi saling bertanya dan saling menanggapi,” ungkap Sukri.

Atas alasan itulah, Sukri menilai hasil debat keduanya berakhir draw. Ia berpesan agar kedua calon pada debat kedua nantinya menonjolkan tawaran inovasi.

“Pun juga Paslon nomor urut satu (UJI-SAH) juga berhasil meng-counter pertanyaan dari Paslon nomor urut dua. Saya kira cukup baik sehingga memang kalau kita bandingkan siapa yang lebih unggul, saya cenderung bilang ini masih draw atau tak terhitung karena masing-masing kelebihannya ditonjolkan mulai dari visi-misinya,” terang Sukri.

Soal IPM, Sukri Akui Masing-masing Paslon Tak Masalah Jika Beda Cara Pandang

Saat sesi tanya jawab antar kandidat, Calon Bupati nomor urut satu bertanya kepada Uji soal cara apa yang akan dilakukan dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Bantaeng. Uji menanggapi pertanyaan itu dengan menyebut akan mendahulukan peningkatan ekonomi masyarakat terlebih dahulu, khususnya pemenuhan kebutuhan petani.

Sebab, menurut Uji, mayoritas warga Bantaeng berprofesi sebagai petani. Sehingga, kebutuhan petani yang terpenuhi akan berefek pada kemampuan mereka membiayai pendidikan keluarga.

Tak berselang lama, Ilham mendapat kesempatan menyampaikan tanggapan atas jawaban Uji. Menurut Ilham, peningkatan IPM harus dimulai dari tiga hal, yaitu kesehatan, pendidikan dan standar hidup layak.

Melihat perdebatan keduanya, Sukri menyebut masing-masing Paslon punya cara berbeda dalam mengatasi persoalan. Sehingga, Sukri menilai tawaran solusi keduanya soal IPM sah-sah saja.

“Kebijakan itu tidak bisa dilihat dari satu sisi lalu kita anggap benar, sebuah kebijakan harus dilihat dari banyak sisi. Bergantung pada bagaimana perspektif melihatnya, karena kan semua kebijakan itu dimulai dari satu titik lalu dilaksanakan dengan berbagai macam variasi, artinya bisa saja kalau paslon nomor urut satu melihat indeks pembangunan manusia (IPM) dimulai dari segi ekonomi dulu kemudian men-trigger yang lain,” jelas Sukri.

“Pun juga misalnya paslon nomor urut dua melihatnya dari tiga sisi yaitu kesehatan, pendidikan dan standar hidup layak dan itu dianggap sebagai hal penting, tetap bergantung pada perspektif, istilahnya bergantung pada gaya mereka. Pada dasarnya tidak ada di daerah kebijakan yang bergerak sendiri pasti akan terkait,” tambah dia.

Diberitakan sebelumnya, Calon Bupati Bantaeng, Ilham Azikin dan Muh Fathul Fauzi alias Uji berbeda pandangan soal indeks pembangunan (IPM) manusia di Bantaeng. Menurut Ilham, IPM di Bantaeng mesti dimulai dari sektor pendidikan, sementara Uji menyebut sektor ekonomi sebagai faktor utama.

Keduanya saling mengutarakan pendapat saat debat kandidat Paslon Pilkada Bantaeng 2024, di Hotel Novotel Grand Shayla, Makassar (26/10). Pembahasan ini dimulai usai Ilham melemparkan pertanyaan kepada Uji soal cara yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas SDM di Bantaeng.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)