Makassar - Kasus tuna susila yang dilakukan oleh tetangga Ratih Puspa Rini di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), hingga kini terus bergulir. Korban yang merasa diperlakukan tak senonoh, saat ini masih mencari titik terang.
Ratih telah mengambil langkah hukum untuk membela dirinya yang diperlakukan tak senonoh. Berikut, 6 hal yang dirangkum Maritim.news tentang kasus wanita mandi direkam oleh tetangganya:
Pelaku Beraksi di Hari Raya
Pagi hari menjelang salat Idul Fitri 1445 H, Ratih yang tengah bersih-bersih di toilet memergoki seorang pria yang sedang merekam dirinya saat mandi, Rabu (10/4). Ia sontak berteriak memanggil orang tuanya dan segera meninggalkan toilet.
"Saya sedang mandi pukul 05. 45 subuh tadi. Saya lalu menengok ke sebelah kanan dan melihat ada handphone warna hitam berkamera dua. Saya sontak berteriak dan melaporkan kejadian itu sama orang tua saya," ujar Ratih
Orang Tua Terduga Pelaku Minta Maaf
Usai kejadian, Ratih dan orang tuanya mendatangi rumah terduga pelaku yang berada di bagian belakang. Saat itu, orang tua terduga pelaku sempat mengelak dan berkata tak tahu apa-apa.
Namun, beberapa saat usai salat, orang tua terduga pelaku mendatangi rumah Ratih dan meminta maaf. Tetangganya itu mengakui jika yang merekam Ratih saat mandi adalah salah satu anaknya yang disebutnya khilaf dan masih kanak-kanak.
"Pengakuannya (orang tuanya) sempat bilang khilaf, mungkin anak-anak saya khilaf, dan minta maaf kalau memang anak-anak saya," ucap tetangga Ratih, NA (27) yang juga hadir saat orang tua pelaku minta maaf.
"Mungkin takut dijebloskan langsung ke penjara kalau Ratih langsung melapor. Mungkin dia sudah tau bilang (salah satu) anaknya yang ini (merekam), kan tiga anaknya," tambah NA.
Ratih Lapor Polisi
Ratih yang tengah ketakutan akan perlakuan tetangganya, mendatangi Kantor Polrestabes Makassar untuk melaporkan perlakuan tak pantas atas dirinya Rabu, (10/4). Pihak yang menerima laporang menyebut akan menangani kasus itu paling lambat, dua hari setelah kejadian.
"Saya tidak memilih untuk berdamai dan tetap memproses ke jalur hukum. Status pelaporan saya sudah tercatat di Polrestabes Makassar. Katanya menunggu disposisi dari pimpinan paling lambat tanggal 12," jelasnya.
Kendati demikian, Ratih mengaku jika isi laporannya itu hanya menyampaikan nama bapak tetangganya. Sebab, orang tua terduga pelaku enggan menyebutkan nama anaknya yang tuna susila itu.
Korban Trauma
Meski telah melapor ke pihak aparat penegak hukum, Ratih masih trauma dengan hal yang dialaminya. Bahkan, ia masih takut mengakses kamar mandi rumahnya, bahkan untuk sekadar mencuci wajah.
"Sampai sekarang tidak berani masuk kamar mandi," ujarnya.
Korban Adalah Seorang Pendidik
Satu hari setelah kasus itu, Ratih mengungkapkan statusnya yang berprofesi sebagai pendidik. Saat ini, ia sedang aktif mengajar di salah satu sekolah Muhammadiyah di Kecamatan Tallo, Kota Makassar.
Polisi Belum Proses Laporan
Ratih menyayangkan sikap Polrestabes Makassar yang belum menindaklanjuti laporannya. Ia mengeluh lantaran institusi tempat ia melapor mengingkari janjinya untuk melakukan pengusutan dengan cepat.
Padahal, kata dia, laporannya telah lewat dari 10 hari. "Kenapa yah belum ada pihak kepolisian yang datang ke rumah. Seakan-akan lambat sekali kerjanya," tuturnya.
Sementara itu, Ratih tak terima jika terduga pelaku masih bebas berkeliaran. Karenanya, ia meminta agar kasusnya segera ditangani oleh pihak berwajib.
"Tidak sanggupka kurasa kalau harus menunggu sepekan (lagi). Dan dia (terduga pelaku) seenaknya kesana kemari, mungkin dia kira tidak melaporka. Demi Allah, mauka kurasa gila," keluhnya.
Tulis Komentar