Gowa - Polisi menyita 4.467 lembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu senilai Rp 446,7 juta di kampus UIN Alauddin Makassar (UINAM). Kapolres Gowa AKBP Rheonald T. Simanjuntak mengungkapkan pihaknya kini telah mengamankan 15 orang tersangka dalam kasus dugaan sindikat uang palsu tersebut.
Saat ini, polisi telah menahan sembilan orang yang diduga terlibat, sementara beberapa orang lainnya masih dalam perjalanan menuju Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Diketahui, Rheonald beserta rekannya menyelidiki kasus ini sejak awal Desember 2024.
"Saat ini kami sudah mengamankan 15 tersangka, 9 sudah kita lakukan penahanan, 5 dalam perjalanan dari Mamuju, 1 dalam perjalanan dari Wajo," kata Rheonald kepada wartawan, Senin (16/12/2024).
Sementara itu, Kepala Perpustakaan UINAM, Andi Ibrahim juga terseret dalam kasus tersebut. Pihak kampus bakal menonaktifkan Andi Ibrahim setelah polisi menetapkan dirinya sebagai tersangka.
"Kepala perpustakaan itu yah pasti dinonaktifkan dari jabatannya," ucap Wakil Rektor (WR) III Bagian Kemahasiswaan dan Alumni UINAM Khalifah Mustamin, Senin (16/12).
Khalifah menyebut Andi Ibrahim berpotensi dipecat sebagai ASN. Namun, Khalifah menegaskan bahwa pemecatan itu bukan wewenang kampus.
"Kalau pemecatan itu kan ada mekanismenya, yang memecat itu kan bukan kampus," jelas dia.
Mahasiswa Tuntut Rektor UIN Alauddin Mundur Usai Kasus Uang Palsu
Sementara itu, Sejumlah mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat UINAM. Mereka menuntut Rektor Hamdan Juhannis mundur dari jabatan usai terungkapnya kasus produksi uang palsu di dalam kampus.
"Aspirasi mahasiswa hari ini, copot rektor UIN Alauddin Makassar sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas segala permasalahan di UIN Alauddin Makassar," kata Sekjen Dema UINAM, Muhammad Rezky, Senin (16/12).
Mahasiswa menuding rektorat telah lama mengetahui produksi uang palsu yang melibatkan kepala perpustakaan dan satu staf. Meski begitu, rektorat diduga tak mengambil tindakan apa pun terkait kasus tersebut.
"Rektor hari ini harus bertanggung jawab full, karena kami menduga bahwa segala permasalahan itu adalah motif untuk melindungi atau membiarkan produksi uang palsu di wilayah kampus UIN Alauddin Makassar, yang letaknya di perpustakaan itu sangat mencoreng dan menjadi dosa besar di dunia pendidikan," terang dia.
Terlebih, kata Rezky uang palsu yang berjumlah miliaran tersebut ditemukan sebagai barang bukti di sebuah ruangan perpustakaan. "Info yang saya dapat dari beberapa penyidik dan kemudian saya temani komunikasi, hampir Rp2 miliar uang palsu yang didapatkan sebagai barang bukti dan staf rektorat itu diangkut pas di belakang gedung," beber dia.
Karena itu, mahasiswa mendesak Rektor UINAM, Hamdan Juhannis, untuk segera mengundurkan diri. Lantaran mereka menilai rektor memberikan karpet merah kepada pelaku tindak kriminal dilakukan oleh bawahannya di lingkungan kampus.
"Jadi kalau memang rektor mempunyai sifat ksatria, maka dia harus mengundurkan diri sebagai tanggung jawabnya, sebagai kepala rumah tangga sebagai penanggung jawab full di UIN Makassar," tandas dia
Sebelumnya, Polisi membongkar pabrik uang palsu yang beroperasi di Kampus UINAM setelah Polsek Pallangga menangkap seorang pria pengedar uang palsu. Penangkapan tersebut membuka jalan untuk mengungkap jaringan produksi uang palsu di kawasan itu.
Pada 26 November 2024, polisi mendatangi pesuruh staf kampus untuk melakukan pendalaman terkait produksi uang palsu tersebut. Hasil interogasi mengungkapkan bahwa pabrik tersebut berada di dalam kampus.
Alat-alat canggih untuk mencetak uang palsu berhasil diamankan saat penggerebekan. Tak hanya itu, beberapa pegawai kampus juga ditangkap karena diduga terlibat.
Pada Senin (16/12) malam, Maritim.news mengonfirmasi Kasi Humas Polres Gowa, Iptu Kusman JK soal keberlanjutan tersebut. Namun, pihak kepolisian hanya akan menyampaikan keterangan lebih lanjut pada Konferensi Pers, Kamis (19/12).
“Hari Kamis, nanti disampaikan jadwal lengkapnya,” singkat Kusman.
Tulis Komentar