Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menyoroti tingginya intensitas jam kerja petugas Pemilu 2024. Selain karena penyakit bawaan yang diidap para korban, durasi jam kerja petugas pemilu selanjutnya mesti dibenahi.
Menurut Muhadjir, hal ini perlu menjadi perhatian serius agar jumlah petugas yang jatuh sakit dan meninggal bisa diminimalisir.
"Saya lihat banyak sekali hal yang harus dibenahi selama pemilu ini, walaupun ini sudah berupa perbaikan dari pemilu sebelumnya," kata Muhadjir saat ditemui wartawan pada acara penyerahan santunan kepada ahli waris petugas pemilu yang meninggal di Kantor Kemenko PMK, Selasa, (27/2/2024).
Ia menuturkan beban pekerjaan yang dilakoni para petugas pemilu terbilang cukup berat. Terlebih, fakta di lapangan, begitu banyak petugas yang bekerja belasan jam tanpa henti.
"Hampir tidak dihitung jam kerjanya ini, pokoknya dianggap istilahnya kerja gugur gunung, gak dihitung. Mungkin harus dihitung secara bagus, bagaimana tenaga adhoc ini bekerja seperti seorang pegawai," kata Muhadjir.
Sementara itu, data Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) hingga Senin, (26/2) jumlah petugas pemilu yang meninggal mencapai 114 kasus. Tiga wilayah dengan laporan kematian terbanyak terdapat di jawa Barat 29 kasus, Jawa Timur 25 kasus, dan Jawa Tengah 20 kasus.
"Saya atas nama pribadi maupun pemerintah turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya pada para petugas adhoc pemilu atas apa yang terjadi, baik itu yang mengalami kecelakaan maupun yang meninggal dunia," tandas Muhadjir.
Tulis Komentar