maritimdotid@gmail.com
ASPEKSINDO

Jokowi Kritik Penangkaran Kupu-kupu di Bantimurung Maros, Bupati Janji Tinjau Ulang

$rows[judul] Foto: Gerbang Taman Wisata Alam Bantimurung, Maros. (Istimewa)

Maros - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyoroti penangkaran kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang menggunakan tembok. Menurut Jokowi, tembok tersebut mengganggu habitat alami kupu-kupu.


Bupati Maros Chaidir Syam berjanji akan mengevaluasi desain kawasan penangkaran tersebut. Ia berencana memperbanyak pohon di area tersebut untuk mendukung kelestarian kupu-kupu.


Sebelumnya, Jokowi menyampaikan kritiknya saat Rapat Kerja Nasional XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) 2024 di JCC, Senayan, Jakarta. Jokowi meminta agar model penangkaran kupu-kupu tersebut ditinjau ulang.


"Presiden memberikan arahan serta kritikan kepada kami mengenai pengembangan wisata Bantimurung, khususnya terkait kupu-kupu," kata Chaidir Syam kepada wartawan, Senin (15/7/2024).


Chaidir mengundang pengelola Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dalam forum group discussion (FGD) di kantor Bupati Maros pada Senin (15/7). Ia menegaskan, agar arahan Presiden segera ditindaklanjuti.


"Penyampaian bapak Presiden kalau bisa dihindari penggunaan semen atau beton. Kita akan mencari pola, mungkin kita akan lebih banyak menggunakan kayu atau bahan natural agar kupu-kupu betah di kawasan tersebut," jelas dia.


Chaidir mengakui bahwa beberapa bagian dari lokasi penangkaran kupu-kupu di Taman Wisata Alam Bantimurung Maros telah dibeton. Namun, ia menyebut beton hanya digunakan untuk jalur pengunjung menuju lokasi penangkaran.


"Pembangunan yang menggunakan semen hanya untuk jalur pengunjung. Sebelumnya, di jalur ini tidak ada kupu-kupu. Kedepannya, di jalur yang sudah disemen, kita akan menanam pakan kupu-kupu menggunakan pot," kata Chaidir.


Ia menegaskan bahwa pihaknya akan mengevaluasi kembali arsitektur kawasan penangkaran kupu-kupu tersebut. Balai akan memperhatikan habitat kupu-kupu ketika melakukan perombakan.


"Pemda berencana membuat laboratorium khusus kupu-kupu untuk mengetahui dan menjaga kehidupan kupu-kupu dengan lebih baik," tambah dia.


Menurut Chaidir, penangkaran kupu-kupu di Taman Wisata Alam Bantimurung terbagi di dua titik, yaitu kawasan bawah dan atas. Namun, di kawasan bawah, habitat kupu-kupu menurun karena berbagai faktor.


"Jumlah kunjungan wisatawan semakin besar, ruang gerak kupu-kupu sudah mulai terbatas sehingga mencari ruang di atas (kawasan Bantimurung)," ungkap dia.


Kondisi alam di Taman Wisata Alam Bantimurung juga mempengaruhi perpindahan habitat kupu-kupu. Keadaan air terjun dan air sungai yang meluap saat musim hujan juga dinilai mempengaruhi kehidupan kupu-kupu.


"Ada kondisi di mana kondisi air meluap karena banjir, beberapa pohon yang sudah kita tanami mengalami mati, rusak," lanjut Chaidir.


"Upaya pemberian pakan dan penanaman pohon yang menarik kupu-kupu akan dilakukan di kawasan tersebut. Terutama untuk area bawah yang saat ini dinilai mengalami penurunan populasi kupu-kupu di Bantimurung," tandas dia.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)