Barru - Himpunan Mahasiswa Teknologi Pendidikan (Himatep) Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar (FIP UNM) mengedukasi warga Desa Kamiri, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel) soal bahaya sampah plastik terhadap lingkungan. Edukasi itu dikemas dalam bentuk seminar yang menghadirkan pembicara dari dinas Lingkungan Hidup Barru, Rabu (24/7/2024).
“Kita mengabdi selama 10 hari di Desa Kamiri, Barru, dan punya banyak item kerja, termasuk pelatihan IT dan ruang edukatif serta pembuatan video dokumenter yang mencirikan corak Himatep. Bedanya dengan kegiatan sebelumnya, kami menyelenggarakan Seminar Lingkungan Hidup yang bekerjasama dengan DLH Barru,” ujar Ketua Umum Himatep, Erik Pratama kepada Maritim.news.
Sebelumnya, kata Erik, beberapa pengurus Himatep melakukan observasi awal di lokasi kegiatan. Ia mengaku menghimpun keterangan dari warga setempat tentang keluhan mereka yang belum optimal mengelola sampah plastik.
“Item kegiatan ini kami selenggarakan berdasarkan hasil observasi dari masyarakat setempat, setelah berembuk dengan pengurus, kami sepakat untuk mengedukasi warga dengan menghadirkan ahlinya,” kata Erik.
Selain itu, dia menyebut DLH Barru yang menghadiri kegiatan juga memberikan edukasi tambahan kepada warga tentang pengelolaan sampah organik. “Selain pengelolaan sampah plastik, pihak DLH juga mengedukasi warga tentang pembuatan pupuk organik, termasuk pengolahan limbah rumah tangga yang bisa dimanfaatkan menjadi penyubur tanaman,” tutup dia.
Terpisah, Ketua Bidang Sosial dan Politik Himatep FIP UNM, Muhammad Yaras, menyebut semua item kerja yang mereka lakukan selama kegiatan adalah hasil observasi pengurus lembaga.
“Kesepakatan kami kemarin ialah program kerja bakti sosial harus dilaksanakan di Barru. Keputusan itu dibuat setelah menerima laporan hasil cek lokasi teman-teman pengurus. Termasuk item kegiatan juga itu bersandar pada potensi yang kami punya dan kebutuhan warga setempat,” ujar dia.
Ia mengaku mendapat sambutan hangat dari warga setempat. “Menarik, pemerintah dan warga setempat itu welkam dan merasa terbantu dengan kedatangan kami,” imbuh Yaras.
Ia lalu menceritakan pekerjaan warga lokal yang terbantu dengan kehadiran mahasiswa bakti sosial. “Warga Desa Kamiri ini mayoritas berprofesi sebagai pembuat gula merah, itu diproduksi sendiri oleh mereka. Teman-teman banyak membantu hal-hal teknis, sehingga produksi bisa berjalan lebih cepat dari biasanya,” ucap dia sumringah.
“Kami juga akhirnya banyak tahu tentang pembuatan gula merah itu, kebagian untuk mencicipi juga,” imbuh Yaras.
Hal menarik lainnya adalah ketertarikan para pelajar untuk mengikuti kegiatan ruang edukatif yang disediakan Himatep. Yaras mengaku melihat keceriaan para peserta yang mengikuti kegiatan itu.
“Peserta didik di Desa Kamiri sangat senang, mereka bercerita kalau sangat jarang mendapatkan pembelajaran di luar sekolah yang memberi mereka kesempatan mengeksplorasi diri. Di ruang edukatif itu ada pelajaran menari, puisi, menyanyi dan pembelajaran dampingan bersama pengurus Himatep,” kata dia.
Karena itu, ia berharap hasil kerja mereka selama 10 hari di Desa Kamiri menyisakan efek positif bagi warga setempat. Yaras juga mengaku masih akan berkunjung ke tempat itu di waktu yang lain.
“Harapan kami semoga ada sesi-sesi edukasi yang berdampak bagi masyarakat, menambah wawasan dan empati, termasuk pengolahan sampah plastik dan pembuatan pupuk organik. Jika berkesempatan, tempat itu akan kami kunjungi lagi, senang rasanya berada di sana,” tandas dia.
Diketahui, bakti sosial Himatep FIP UNM adalah kegiatan tahunan dari lembaga itu yang berlangsung selama 10 hari. Tahun ini, kegiatan itu berlangsung sejak 22-31 Juli 2024.
Tulis Komentar